Karangasem (MGTHBangli) | Rangkaian upacara suci Pujawali Ida Betara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih resmi diawali dengan prosesi Melasti yang digelar pada Kamis, (10/4/25). Penyucian ini dilaksanakan di sumber mata air Yeh Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, yang menjadi tempat pemelastian utama dalam rangkaian upacara tahunan.
Prosesi Melasti kali ini menempuh jarak kurang lebih 8,5 kilometer pulang-pergi, dan dilaksanakan dengan berjalan kaki. Ribuan pemedek pun ikut mengiringi Jempana Pralingga Ida Betara menuju lokasi Pemelastian. Terdiri dari Jempana Pralingga Pura Catur Lawa dan Pralingga sembilan Pura Pedharman yang ada di kawasan Pura Agung Besakih. Salah satunya Pralingga Pedharman Dalem Bakas yang diiringi oleh Maha Gotra Tirta Harum (MGTH).
Menurut Ketua Umum MGTH Nusantara Dr. dr. Anak Agung Gde Putra Wiraguna, SPKK (K) Upacara Melasti yang dilaksanakan di Pura Pedharman Dalem Bakas, Besakih, menjadi bagian penting dari rangkaian Upacara Ida Bethara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih.
Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara ini melibatkan kolaborasi yang harmonis antara pengempon dan penyiwi, termasuk pihak non-pengempon, secara proporsional. Seluruh kegiatan diorganisasi oleh Ketua Umum MGTH melalui pembentukan satuan tugas (Satgas) khusus.
“Menurut ajaran Kitab Suci Hindu, upacara Melasti ini merupakan wujud penyucian Bhuwana Agung (alam semesta) dan Bhuwana Alit (diri manusia). Ini bukan hanya ritual, tetapi juga memiliki makna Spiritual yang mendalam,” jelasnya.
Ketua Satgas MGTH Nusantara I Dewa Gede Putra Adnyana, ST., IAI, menjelaskan bahwa upacara Ngusaba Ida Betara Turun Kabeh merupakan ritual tahunan yang digelar setiap bulan Purnama Sasih Kapat dalam kalender Bali. Dalam kalender Masehi, puncak acaranya jatuh pada Sabtu 12 April 2025.
“Tujuan utama dari prosesi Melasti ini adalah untuk menyucikan pretima Ida Betara secara sekala dan niskala, sebagai bentuk persiapan menyambut puncak upacara Ngusaba IBTK pada Purnama Kedasa,” jelasnya.
Selaku Ketua Satgas, menambahkan bahwa kegiatan Melasti dan rangkaian Pujawali ini tidak hanya memiliki makna spiritual yang dalam, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat sekitar.
Pelaksanaan upacara IBTK melibatkan persiapan yang panjang dan terstruktur. Bendesa Besakih sebagai tokoh adat bersama banjar adat dan para pregunung bekerja sama selama sekitar satu bulan, mengikuti tatanan kuno tradisi Besakih. Mereka mempersiapkan seluruh upekara (upacara) dengan koordinasi yang baik, sehingga setiap tahapan upacara dapat berlangsung dengan tertib dan khidmat.
Menutup pernyataannya, sebagai Ketua Satgas menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan lancar, aman, dan penuh makna.
“Semoga setiap individu yang terlibat dalam upacara ini diliputi kebahagiaan yang tulus karena kualitas bhakti yang mendalam dan penuh konsentrasi,” pungkasnya.
Kehadiran para pemedek yang penuh semangat dan khidmat menunjukkan bahwa kekuatan spiritual dan rasa kebersamaan masih sangat kuat dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali.
Dengan semangat bhakti yang tinggi, masyarakat Bali terus membuktikan bahwa ritual keagamaan bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga sebagai momentum penting dalam memperkuat jati diri, budaya, dan spiritualitas Pulau Dewata. (d.g.r)